Abdirakyat.com – Masker putih telur telah lama menjadi warisan turun-temurun dalam dunia kecantikan alami, dipuja karena klaimnya dalam mengencangkan kulit, mengecilkan pori-pori, dan mengatasi minyak berlebih.
Namun, di balik popularitasnya sebagai solusi DIY (Do-It-Yourself) yang murah dan mudah, terdapat sejumlah risiko kesehatan dan kurangnya dukungan ilmiah yang kuat yang perlu diwaspadai oleh pengguna.
Klaim Manfaat Berdasarkan Kandungan Nutrisi
Putih telur kaya akan protein (albumin), vitamin B, serta mineral.
Para penggemar masker ini meyakini bahwa kandungan tersebut memberikan beberapa efek kosmetik:
* Efek Mengencangkan (Astringent): Albumin menciptakan lapisan tipis saat mengering, yang secara visual memberikan sensasi dan tampilan kulit lebih kencang dan pori-pori lebih kecil.
* Mengontrol Minyak: Protein diyakini dapat membantu menyerap kelebihan sebum, menjadikannya pilihan favorit bagi pemilik kulit berminyak.
* Potensi Anti-Aging: Kandungan protein dan kolagen dipercaya membantu menjaga elastisitas kulit dan menyamarkan garis-garis halus.
* Mengangkat Komedo: Sifat lengketnya saat mengering disebut-sebut mampu mengangkat sumbatan pori-pori.
Peringatan Medis: Risiko yang Harus Diwaspadai
Meskipun manfaatnya sering digaungkan, para ahli kesehatan dan dermatologis menyoroti bahwa efektivitas masker putih telur secara ilmiah belum sepenuhnya terbukti melalui studi klinis yang memadai.
Selain itu, penggunaan bahan mentah pada kulit memiliki beberapa risiko serius:
* Risiko Infeksi Bakteri Salmonella:
Telur mentah, termasuk putih telur, berpotensi terkontaminasi bakteri Salmonella.
Jika kulit wajah memiliki luka, jerawat yang pecah, atau goresan, bakteri dapat masuk dan menyebabkan infeksi sekunder pada kulit. Meskipun risiko utamanya adalah keracunan makanan jika tertelan, potensi kontaminasi tetap ada.
* Reaksi Alergi Serius:
Putih telur mengandung alergen kuat, seperti ovalbumin. Bagi individu yang memiliki riwayat alergi telur, mengaplikasikan putih telur langsung ke kulit dapat memicu reaksi alergi mulai dari ruam, gatal-gatal, biduran, hingga kondisi parah seperti pembengkakan tenggorokan dan kesulitan bernapas (anafilaksis).
* Iritasi dan Kerusakan Skin Barrier:
Kandungan alami putih telur, terutama jika dicampur dengan bahan yang bersifat asam seperti lemon (cuka alami), dapat menyebabkan iritasi, kemerahan, dan potensi merusak lapisan pelindung kulit (skin barrier), khususnya pada kulit sensitif.
* Menyumbat Pori-pori (Potensi Memperparah Komedo):
Beberapa studi menyebutkan bahwa tekstur putih telur yang lengket dapat menjebak kotoran, debu, dan sisa make up yang ada di permukaan kulit, alih-alih membersihkannya, yang justru dapat memperparah penyumbatan dan memicu jerawat.
Saran Penggunaan yang Aman
Bagi masyarakat yang tetap ingin mencoba masker alami ini, dokter kulit menyarankan langkah-langkah pencegahan:
* Uji Tempel (Patch Test):
Selalu lakukan uji tempel di area kecil kulit (misalnya belakang telinga atau lengan) untuk mendeteksi adanya reaksi alergi sebelum mengaplikasikan ke seluruh wajah.
* Kebersihan:
Pastikan menggunakan telur yang sangat segar dan membersihkan tangan serta peralatan secara menyeluruh.
* Hentikan Pemakaian:
Segera bilas dan hentikan penggunaan jika timbul rasa gatal, perih, atau kemerahan.
* Konsultasi:
Individu dengan kulit sensitif, kondisi kulit kronis (seperti eksim), atau alergi harus berkonsultasi dengan dermatolog sebelum menggunakan masker putih telur.
Secara keseluruhan, meskipun masker putih telur menawarkan daya tarik solusi alami, masyarakat disarankan untuk mempertimbangkan risiko infeksi dan alergi, serta menyadari bahwa klaim manfaatnya masih perlu diverifikasi lebih lanjut oleh penelitian medis.
Views: 3

















