Jakarta – Harga emas memang tercatat mengalami volatilitas. Bahkan pekan ini emas mencatatkan harga terendah selama 6 bulan terakhir.
Analis Logam Mulia Daniel Briesemann mengungkapkan harga emas diprediksi berada di bawah tekanan.
“Tak menutup kemungkinan harga emas akan turun lebih dalam,” kata dia dilansir kitco.com, Selasa (23/2/2021). Menurut dia harga emas akan sulit bertahan hingga pertengahan tahun.
Briesemann mengungkapkan kenaikan imbal hasil obligasi juga akan menjadi tantangan besar untuk harga emas. Contohnya imbal hasil obligasi AS 10 tahun sebesar 1,3% padahal sebelumnya hanya 0,5%.
“Kondisi ini juga membuat emas kurang diminati. Selain itu tren penurunan harga dolar AS sudah berhenti sejak awal tahun. Dengan demikian dolar AS telah berubah dari faktor pendukung menjadi faktor yang membebani harga,” jelas dia.
Walaupun harga emas masih tertekan, harga emas diprediksi masih bisa bertahan di bawah level US$ 1.800.
Namun ada juga harapan harga emas bisa kembali ke posisi US$ 2.000 per ons. “Meskipun kami prediksi harga emas akan tertekan dalam jangka pendek, tapi dalam jangka panjang bisa kembali naik,” ujar dia.
Sumber : https://finance.detik.com/