Covid-19 Melonjak Timbulkan Kekhawatiran di India, Warganya Diimbau Pakai Masker Lagi

Jumat, 23 Mei 2025 02:24 WIB
Reporter : Redaksi
Ilustrasi Pemeriksaan COVID 19

Jakarta (abdirakyat.com)- COVID-19 masih ada di sekitar kita, hal ini sejalan dengan laporan peningkatan kasus yang belakangan terjadi di sejumlah negara Asia, di beberapa negara Asia seperti Singapura, Tiongkok, dan Thailand memicu kekhawatiran di India. India sendiri mengalami peningkatan kasus dalam beberapa pekan terakhir, dilansir dari Firstpost, Rabu (21/5/2025).

Peningkatan kasus COVID-19 di India memicu otoritas setempat kembali mengimbau penggunaan masker, kebersihan tangan, dan vaksinasi, terutama bagi kelompok berisiko tinggi.

India mengalami peningkatan ringan, tetapi para pejabat mengatakan situasinya tetap terkendali. Menyusul laporan media tentang meningkatnya kasus di Hong Kong, Singapura, dan Thailand, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India mengadakan pertemuan peninjauan tingkat tinggi dengan para ahli.

di India meningkat dengan total 257 kasus aktif yang tercatat saat ini. Para ahli menyerukan kewaspadaan, meskipun pemerintah menyatakan bahwa situasi masih terkendali.

India mencatat 164 kasus sejak 12 Mei, dengan Kerala melaporkan 69 kasus, Maharashtra 44, dan Tamil Nadu 34. Kasus juga ditemukan di Karnataka (8), Gujarat (6), Delhi (3), serta masing-masing satu kasus di Haryana, Rajasthan, dan Sikkim.

Maharashtra melaporkan dua kematian, namun pihak medis memastikan keduanya tidak disebabkan langsung oleh Covid-19, melainkan karena penyakit penyerta. Badan pengelola kota Mumbai (BMC) menegaskan, kematian dua pasien itu tidak terkait langsung dengan infeksi virus corona.

BMC menyebut, dari Januari hingga April 2025, jumlah kasus Covid-19 di kota itu sangat rendah. Namun, sejak awal Mei, mulai ditemukan kembali beberapa kasus baru.

Meski demikian, warga diminta tidak panik karena situasinya masih dalam kendali dan BMC menyatakan terus memantau penyebaran virus secara aktif. Menanggapi perkembangan ini, Kementerian Kesehatan India mengadakan rapat evaluasi pada Senin (19/5/2025).

Rapat tersebut dipimpin oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan (DGHS). Rapat menyimpulkan, sebagian besar kasus aktif bersifat ringan dan tidak menunjukkan lonjakan tingkat keparahan atau kematian tidak biasa.

Hampir semua pasien tidak memerlukan rawat inap, dan jumlah infeksi dinilai rendah jika dibandingkan dengan populasi India. Rapat dihadiri perwakilan dari Pusat Pengendalian Penyakit Nasional (NCDC), Dewan Riset Medis India (ICMR), serta lembaga kesehatan lainnya.

Kementerian Kesehatan juga menegaskan, pemerintah tetap waspada. Pemerintah akan terus memantau situasi melalui program pengawasan penyakit terpadu (IDSP) dan kerja sama dengan ICMR.

Para ahli mengingatkan, India bisa menghadapi gelombang baru infeksi karena menurunnya kekebalan di masyarakat. Varian JN.1, yang sudah terdeteksi di India, memiliki kemampuan menghindari kekebalan dan menyebar lebih cepat dari varian sebelumnya.

Meski sejauh ini hanya menyebabkan gejala ringan hingga sedang, kelompok rentan seperti lansia dan penderita penyakit kronis harus waspada. Para ahli juga menekankan pentingnya pelaksanaan pengujian dan pengawasan genomik secara berkala untuk mengidentifikasi varian yang beredar.

Meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pandemi berakhir pada 2023, COVID-19 masih endemik dan terus menunjukkan lonjakan kasus musiman. Pejabat kesehatan dan dokter India menyarankan masyarakat, terutama lansia dan mereka yang memiliki kondisi kronis untuk melanjutkan tindakan pencegahan dasar seperti mengenakan masker di ruang tertutup dan menjaga kebersihan.

Dokter juga merekomendasikan vaksinasi flu untuk mengurangi risiko dan tingkat keparahan infeksi bersamaan.
Gejala tetap ringan bagi sebagian besar orang.
Sejauh ini, LF.7 dan NB.1.8 menunjukkan gejala yang mirip dengan varian Omicron lainnya:

· Sakit tenggorokan

· Batuk ringan

· Kelelahan

· Demam

Berita Terkait

banner samping abdi
banner samping abdi2

Berita Terpopuler

Berita Teknologi

Berita Politik

Berita Ekonomi