Jakarta, Abdirakyat.com — Hamas hingga saat ini belum menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin baru mereka usai Yahya Sinwar tewas di bunuh tentara zionis Israel.
Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Mousa Abu Marzouk, mengatakan bahwa pihaknya masih berdiskusi untuk menentukan siapa yang akan dipilih untuk menjadi pemimpin baru mereka.
“Belum. Kami masih berdiskusi,” kata Marzouk kepada media Rusia, RIA, saat berkunjung ke Rusia pada Kamis (24/10).
Ia kemudian menambahkan bahwa Hamas baru akan mengumumkan pengganti Sinwar usai sosok pemimpin baru itu resmi dipilih kelompoknya.
Marzouk merupakan orang nomor dua dengan jabatan tertinggi di Hamas. Ia merupakan wakil langsung Pemimpin Biro Politik Hamas yang terakhir diisi oleh Yahya Sinwar sebelum tewas dalam serangan Israel di Rafah, Jalur Gaza. Sebelumnya, Marzouk bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov, di Moskow pada Kamis (24/10).
Dalam pertemuan tersebut, Marzouk dan Bogdanov membahas perihal pertukaran sandera di antara Palestina dan Hamas. Terdapat dua warga Rusia di antara ratusan warga sipil dari Israel yang menjadi sandera Hamas di Gaza selama ini, Marzouk berjanji dua warga Rusia itu akan menjadi sandera pertama yang dibebaskan kelak jika ada kesepakatan pertukaran sandera dengan Israel. Dua sandera yang berasal dari Rusia itu yakni Alexandre Troufanov dan Maxim Herkin. Yahya Sinwar dinyatakan tewas dalam serangan Israel pada Rabu (16/10) pekan lalu.
Sejumlah nama pun muncul untuk menggantikan Sinwar sebagai pemimpin tertinggi Hamas usai dinyatakan tewas.
Beberapa di antaranya, seperti adalah Khaled Mashal, Muhammad Al-Sinwarm. Khalil Al-Hayya Mohammad Darwish, Marwan Issa Mohammed Nazal, Muhammad Al-Deif dan Mousa Abu Marzouk.
Namun, baru-baru ini, Hamas menyatakan akan merahasialkan pemimpin baru yang ditunjuk pasca syahid nya Yahya Sinwar.