NTB, Abdirakyat.com – Cerita singkat seorang Mahasiswa yang masih mengenyam pendidikan di salah satu kampus swasta di Kabupaten Lombok Timur sebut saja namanya Nina. Ia adalah seorang mahasiswa Hukum yang sedang menempuh semester akhir.
Menjadi seorang mahasiswa, tentu mempunyai penemuan pengalaman tersendiri yang di alami setiap pelajar. Tidak terlepas dari peran mahasiswa menjadi Agen Of Change dan Agen of control membuat banyaknya mahasiswa terjun kedunia aktivis untuk menemukan hal baru, lalu di praktikkan pada lingkup masyarakat sekitar yang mumpuni.
Berbicara soal mahasiswa serta idealisnya, ditengah menjadi fase mahasiswa membuatnya mencari arti perjalanan dari dalam bangku kuliah, hingga kelapangan membuatnya nyaris tertarik untuk menelusuri perjalanan ini. Selang beberapa hari dari lamunannya dikala sore yang sedikit mendung itu, gadis yang kerap disapa Nina yang tanpa sengaja men scroll lalu melihat story kawan pamflet pembukaan menjadi seorang wartawan di kala sore itu.
Sontak terbesit keinginan dan ada rasa tertarik walau seyogyanya memang tertarik masuk dalam dunia jurnalis, pikirnya saat itu hingga akhirnya mencoba.
pengalaman pertamanya pun dimulai mewawancarai salah seorang anggota aparat kepolisian yang memang kebetulan teman kelasnya di perguruan tinggi. Tak lama kemudian ia berbicara layaknya jumpa temu sekedar menanyakan aktivitas dan hal-hal lainnya.
Jujur pada awal dihari itu ia sempat ragu untuk menjadi seorang jurnalis, karna baginya pada saat itu menjadi seorang wartawan membutuhkan mental baja pun kekuatan untuk konsisten menjalani liputan di lapangan .
Kegelisahan mengantarkannya pada lamunan-lamunan akan kerasnya jalanan dunia kerja, disamping masih mengerjakan tugas akhir kuliah. Namun tat kala pemikirannya dituju pada suatu kata dikala sore itu seminggu yang lalu tepatnya bertemu laki-laki paruh baya. Kira-kira begini bunyi katanya.
”Selama kau muda habiskan masa gagalmu. Cobalah berbagai pengalaman dalam konteks positive. Namun ingat mencoba bukan berarti semua nya. Engkau perlu menyaringkan agar waktumu tidak terbuang banyak dan sia-sia” lalu sontak membuatnya bangun dari lamunan panjang.
Berangkat dari kejadian itu, Nina mulai merubah pola pikir. Menurutnya apapun pekerjaannya ialah suatu pilihan setiap orang yang bisa di pilih oleh siapa saja dan dari gender apa saja.
Terlepas dari dirinya menjadi seorang perempuan, bahwasanya banyak sekali diskriminasi bahwa perempuan hanya bisa di ranah domestik yang membuat Nina ingin membuktikan bahwa perempuan bisa multitalenta dan tidak melulu menggaungkan warna lipstik dan merek make up.
Ketika Nina ingin membuktikan bahwa perempuan multi peran dan perempuan tidak melulu terpengaruh mitos keterbatasan.
Menjadi wartawan perempuan yang notabenenya minoritas bukan suatu hal, bahkan tidak masalah baginya ketika Nina bisa menyesuaikan diri, hingga dunia terasa berwarna sejak liputan pada hari-harinya.
Secercah coretan ini ketika siapapun membacanya, memang terkadang tidak berdampak atau bahkan hanya tulisan datar seorang perempuan yang bahkan mereka berpikir hanya coretan dalam kertas polos semata. Sebagian lagi atau bahkan para perempuan diluar sana yang menjadi kaum rebahan yang sedang naik daun, bahkan mulai tergugah untuk membentuk suatu gerakan-gerakan kecil.
Apapun pengaruhnya Nina hanya ingin para perempuan bisa membuktikan dirinya, bahwa ia bisa merdeka dengan ruang tanpa batasan-batasan yang memang membuat perempuan nyaris terbunuh gerakannya.
Sekian cerita Nina untuk para perempuan hebat diluar sana yang sedang rebahan, yang sedang dalam pergerakan, atau yang sedang dilematis antara mendengar celotehan tetangga. Kini saatnya membuktikan dengan gerakan-gerakan lalu ubah mainsed. Atau? Dari emperan bisa jadi ke empire kedepan nya. Apapun hasil nya bergerak adalah hal yang tepat yang akan kau jalani. (st/ry/ad)