NGANJUK, Abdirakyat.com – Plt Bupati Nganjuk, Dr. Drs. H. Marhaen Djumadi, SE, SH, MM, MBA mendorong jurnalis berperan sebagai mitra pemerintah yang ikut membangun opini publik. Hal itu disampaikan Kang Marhaen pada acara Musyawarah Koordinasi Daerah (Muskorda) II Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Koordinator Daerah (Korda) Majapahit yang diselenggarakan di Pendopo Kabupaten Nganjuk, Rabu (28/07/2021).
Dalam sambutannya, Kang Marhaen mengatakan, media massa, khususnya jurnalis, adalah mitra pemerintah. Sedangkan informasi yang dihasilkan, akan mampu membentuk opini di masyarakat. Sehingga, menurut Kang Marhaen, jurnalis harus mengetahui dan memahami tentang kode etik.
“Karena jika berita telah terbit atau tayang, maka opini publik sudah tidak bisa dihapus lagi. Maka, pembentukan opini publik harus belandaskan kode etik jurnalistik,”jelas Kang Marhaen pada acara yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Nganjuk sambil memberi ucapan selamat atas suksesnya acara tersebut dan berkat lahirnya IJTI Korda Mataraman, yang berasal dari IJTI Korda Majapahit.
Selebihnya Kang Marhaen mengatakan, media televisi mempunyai fungsi yang harus dijalankan. Yakni sebagai media komunikasi antara pemerintah dan masyarakat, kemudian sebagai fungsi kontrol sosial.
“Berita juga harus berimbang, serta menjadikan televisi sebagai media edukasi,”lanjutnya.
Sebagai informasi, Muskorda tersebut mengusung tema “Meningkatkan Sinergitas dan Profesionalisme Jurnalis Televisi”. Acara tersebut juga turut diikuti jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Nganjuk. Termasuk Ketua IJTI Korda Majapahit, Muchtar Bagus.
Turut mengikuti secara virtual, Anggota DPR RI. Edhi Baskoro Yudhonoyo. Serta kepala daerah di wilayah IJTI Korda Majapahit. Seperti ; Kabupaten Ponorogo, Ngawi, Magetan, dan Pacitan. Serta puluhan anggota IJTI Korda Majapahit lainnya yang juga turut mengikuti secara daring.
IJTI sendiri merupakan ogranisasi jurnalis televisi di Indonesia. Sebagai organisasi pers nasional IJTI telah berdiri sejak tahun1998 di Jakarta. Namun karena jumlah wartawan televisi pada saat itu tidak terlalu banyak, IJTI hanya ada di Jakarta dan di beberapa wilayah di tingkat provinsi. (red)
