Jakarta – Investasi Tesla pada Bitcoin membuahkan hasil yang manis. Perusahaan teknologi otomotif milik Elon Musk ini menghasilkan USD 1 miliar (sekitar Rp 14 triliun) keuntungan dari investasinya tersebut.
Januari lalu, Tesla mengumumkan telah membeli Bitcoin senilai USD 1,5 miliar untuk mendiversifikasi investasinya dan memaksimalkan return uang tunai. Tesla juga mengatakan akan mulai menerima mata uang kripto sebagai
Analis dari Wedbush Securities Daniel Ives mengatakan, investasi Tesla sudah terbayar. Menurutnya, perusahaan publik lainnya dapat meniru Tesla dalam mendiversifikasi kepemilikan aset mereka.
“Tesla berada di jalur yang bertujuan menghasilkan lebih banyak dari investasi Bitcoin-nya dibandingkan keuntungan dari menjual mobil di sepanjang tahun 2020. Meskipun investasi Bitcoin adalah sampingan bagi Tesla, hal ini jelas merupakan investasi awal yang baik dan tren ini kami perkirakan dapat berdampak besar bagi perusahaan publik lainnya selama 12 hingga 18 bulan ke depan,” jelasnya seperti dikutip dari CNBC.
Sepanjang tahun lalu dan awal 2021, Bitcoin mengalami kebangkitan secara berturut-turut. Harga satu koin telah naik dari USD 7.347 (Rp 103 jutaan) pada Januari 2020 ke level tertingginya baru-baru ini USD 57.489 (Rp 811 jutaan) pada 21 Februari tahun ini.
Ives tidak menjelaskan bagaimana dia mencapai perhitungannya ketika investasi Tesla di Bitcoin sudah mencapai USD 1 miliar. Berdasarkan data dari CoinDesk, mata uang virtual tersebut naik dari USD 34.793 pada 31 Januari menjadi USD 57.487 pada 20 Februari yang merupakan hari dia menerbitkan laporannya.
Meskipun CEO Tesla Elon Musk telah menjadi pendukung Bitcoin bahkan Dogecoin paling vokal dalam serangkaian tweet baru-baru ini dia membandingkan mata uang digital dengan mata uang fiat (mata uang resmi pemerintah).
“Tindakan Tesla tidak secara langsung mencerminkan pendapat saya. Memiliki beberapa Bitcoin, cukup menantang untuk sebuah perusahaan. Namun untuk lebih jelasnya, saya bukan seorang investor, saya seorang engineer. Saya bahkan tidak memiliki saham yang diperdagangkan secara publik selain Tesla. Namun, ketika mata uang fiat memiliki minat riil negatif, hanya orang bodoh yang tidak akan mencarinya di tempat lain. Bitcoin hampir sama dengan uang fiat. Kata kuncinya adalah ‘hampir’,” cetusnya.
Sumber : https://inet.detik.com/