Profil Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas yang Tewas Akibat Tembakan Tank Israel

Jumat, 18 Oktober 2024 01:43 WIB
Reporter : Redaksi
Yahya Sinwar Pemimpin hamas, syahid di bunuh tentara israel

Gaza – Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dilaporkan tewas setelah tank Israel menembaki salah satu rumah di Gaza, Palestina. Begini profil Yahya Sinwar.
Sinwar lahir di kamp pengungsi Khan Younis di Gaza selatan. Sinwar bergabung dengan Hamas ketika Sheikh Ahmad Yassin mendirikan kelompok tersebut sekitar waktu intifada Palestina pertama dimulai pada tahun 1987.

Sinwar mendirikan aparat keamanan internal kelompok tersebut pada tahun berikutnya dan kemudian memimpin unit intelijen yang didedikasikan untuk mengusir dan menghukum tanpa ampun –terkadang membunuh– warga Palestina yang dituduh memberikan informasi kepada Israel.
Sinwar merupakan lulusan Universitas Islam di Gaza. Ia mempelajari bahasa Ibrani dengan sempurna selama 23 tahun di penjara Israel dan disebut memiliki pemahaman yang mendalam tentang budaya dan masyarakat Israel.

Sinwar menjalani empat hukuman seumur hidup atas pembunuhan dua tentara Israel, ketika ia menjadi yang paling senior dari 1.027 warga Palestina yang dibebaskan sebagai ganti tentara Israel Gilad Shalit pada tahun 2011.

Sinwar kemudian menjadi komandan senior di Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, sebelum mengambil alih kepemimpinan keseluruhan gerakan di Gaza.

Sementara pendahulunya, Haniyeh, telah mendorong upaya Hamas untuk menampilkan wajah moderat kepada dunia, Sinwar lebih suka memaksakan masalah Palestina ke depan dengan cara yang lebih keras.

Sosok Yahya Sinwar dijuluki ‘dead man walking’ atau ‘orang mati berjalan’.

Sebelumnya, Radio Angkatan Darat Israel melaporkan tank Israel menembak sebuah rumah karena ada pergerakan mencurigakan pada tengah malam. Pagi harinya, Radio Angkatan Darat Israel mengatakan sebuah pesawat nirawak memindai area serangan dan tentara mengenali wajah yang diduga Yahya Sinwar di antara reruntuhan.

Israel kini sedang memeriksa sidik jari dan catatan gigi dari jasad yang diyakini sebagai Yahya Sinwar. Pemeriksaan itu dilakukan seiring tes DNA oleh Israel.

Pemerintah Israel juga dilaporkan telah memberi tahu Amerika Serikat (AS) bahwa mereka sedang melakukan pengujian DNA untuk mengonfirmasi kematian Sinwar. Pemerintah Israel memiliki data biometrik Sinwar karena dia menghabiskan lebih dari dua dekade di penjara Israel atas tuduhan pembunuhan.

Berita Terkait

bannera
iklan-besar-fix

Berita Terpopuler

Berita Teknologi

Berita Politik

bannera

Berita Ekonomi