BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Angin Kencang di Bulan Agustus – September

Selasa, 3 Agustus 2021 10:50 WIB
Reporter : Redaksi

 

NGANJUK, Abdirakyat.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nganjuk memprediksi Kota Bayu memasuki puncak musim kemarau, pada bulan Agustus ini hingga September 2021 nanti.

Hal itu disampaikan Setiyaris, selaku Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) BMKG Nganjuk saat menjadi narasumber di RSAL FM secara daring, Selasa (03/08/2021).

Beberapa waktu yang lalu di Kabupaten Nganjuk terjadi kondisi udara yang terasa lebih dingin dari biasanya. Setiyaris menjelaskan, hal ini terjadi karena beberapa faktor. Antara lain posisi gerak semu matahari saat ini berada di utara khatulistiwa. Hal tersebut berpengaruh pada penyinaran yang diterima di bumi belahan selatan.

Faktor lain, saat ini di Australia sedang mengalami puncak musim dingin. Serta hembusan angin monsun Australia, atau angin timuran. Apalagi saat ini tengah berada di posisi yang kuat.

“Selain udara yang dingin, saat ini sering terjadi angin kecang. Hal ini disebabkan karena perbedaan tekanan udara. Di benua Australia saat ini tekanan udaranya sangat tinggi, sedangkan di benua Asia saat ini tekanan udaranya sangat rendah,”jelasnya.

Seperti yang kita ketahui, lanjut Setiyaris, bahwa masa udara akan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan yang rendah.

“Semakin besar perbedaan tekanan udara, maka semakin mempengaruhi kecepatan udara itu sendiri,”tambahnya.

Selebihnya, Setiyaris menghimbau kepada masyarakat Kabupaten Nganjuk, untuk berhati-hati terhadap adanya potensi kekeringan dan kebakaran pada musim kemarau tahun ini. Mengingat pada puncak musim kemarau. Sekaligus, kencangnya hembusan angin.

“Kami selalu mengingatkan masyarakat Nganjuk khususnya daerah yang rawan kekeringan untuk mempersiapkan diri dengan mencanangkan gerakan hemat air. Dan daerah yang rawan kebakaran untuk berhati-hati agar tidak sembarangan bermain api,”tegasnya mewanti-wanti masyarakat yang berada di daerah rawan kekeringan dan kebakaran untuk mempersiapkan diri.

Sementara itu, Purwo Yuliatmoko yang juga PMG BMKG Nganjuk lainnya melaporkan evaluasi kegempaan di Jawa Timur pada bulan Juli 2021. Selama bulan Juli, telah terjadi gempa bumi di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya sebanyak 51 kali kejadian.

“Gempa bumi didominasi oleh gempa bumi dangkal dengan kedalaman kurang dari 60 kilometer (KM) dengan kekuatan magnitudo 3 – 5 skala richter (SR),”jelasnya.

Selain itu, pada bulan Juli 2021 ini, terjadi dua kali gempa bumi yang dirasakan di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya. Kejadian gempa bumi yang dirasakan, pertama terjadi pada tanggal 8 Juli 2021 pukul 18.28 WIB dengan magnitude 4,6 skala richter dan kedalaman 10 kilometer, berlokasi di 108 KM barat daya Kabupaten Lumajang. Gempa bumi ini dirasakan di Kabupaten Malang dan Lumajang dengan intensitas II sampai III Skala Modified Mercalli Intensity (MMI).

“Kejadian gempa bumi yang kedua terjadi pada tanggal 27 Juli 2021 pukul 23:21 WIB. Magnitude 5 SR dan kedalaman 10 kilometer. Lokasinya di 95 kilometer tenggara Kabupaten Pacitan. Dirasakan di Pacitan III sampai dengan IV MMI,”tambahnya sembari menyebut gempa ini dirasakan juga di beberapa daerah lain.

Sebagai informasi, salah satu tugas dan fungsi BMKG adalah menyampaikan informasi tentang kondisi serta prospek cuaca, iklim maupun kegempaan suatu wilayah. Masyarakat dapat mengakses informasi BMKG di:

Playstore : Info BMKG

Website : www.bmkg.go.id

Facebook : www.bmkg.go.id

Instagram : infobmkg

Twitter : @infobmkg (adi/ry/st)

Berita Terkait

bannera
iklan-besar-fix

Berita Terpopuler

Berita Teknologi

Berita Politik

bannera

Berita Ekonomi