Kendalikan Serangan Hama Tikus, Disperta Usulkan Program Pengadaan Rubuha

Selasa, 26 Oktober 2021 02:49 WIB
Reporter : Redaksi

 

NGANJUK, Abdirakyat.com –  Karena serangan hama tikus semakin meluas, Dinas Pertanian ( Disperta) Kabupaten Nganjuk tampaknya mulai  memanfaatkan burung hantu sebagai sarana untuk mengurangi populasi tikus, dengan harapan agar tanaman pangan petani aman tidak sampai terjadi gagal panen (puso,red).

Dari keterangan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, Judi Ernanto ada beberapa jenis burung hantu yang menjadi pemangsa tikus secara efektif. Jika bisa didapatkan jenis lokal, maka akan lebih cepat adaptasinya. Sedangkan Tyto alba adalah jenis yang sekarang sudah dibudidayakan untuk mengendalikan tikus.

“Idealnya satu ekor burung hantu dalam semalam bisa makan tikus sampai 20 ekor.Kalau burung hantunya banyak, maka sangat efektif untuk mengurangi populasi tikus secara cepat,”terangnya saat ditemui diruang kerjanya.

Untuk mewujudkan impian petani tersebut masih kata Judi Ernanto, dinas pertanian akan memfasilitasi pengadaan rumah burung hantu ( Rubuha) yang akan disebar kesejumlah titik rawan serangan hama tikus. 

“Tahun ini masih kita usulkan ke dewan mudah mudahan bisa disetujui,”harapnya.

Mengawali program ini dikatakan oleh dia juga belum bisa maksimal karena ketersediaan anggaran masih minim. Jadi pengadaan rumah burung hantu yang kita usulkan belum bisa banyak.

“Meskipun begitu di sejumlah desa sudah ada yang mengawali membuat rumah burung hantu yang dipasang di sawah dan hasilnya sangat memuaskan,”paparnya 

Disebutkan oleh Judi Ernanto, sejumlah desa yang sudah membuat rumah burung hantu untuk sementara ada di empat kecamatan. Yaitu Kecamatan Rejoso, Gondang,Lengkong dan Kecamatan Patianrowo.

Dipaparkan oleh Kadispera juga, bahwa jika tikus berskala kecil mungkin bukan termasuk binatang yang merugikan, tapi apabila dalam jumlah ratusan, ribuan atau bahkan puluhan ribu akan menjadi binatang yang dapat merusak lahan pertanian dan merugikan petani. Berbagai upaya dilakukan petani untuk mengendalikan hama tikus ini.

Ditanya metode pemanfaatan burung hantu, menurutnya petani tidak perlu melepaskan burung hantu ke sawah, tetapi hanya menyediakan rumahnya. Hal ini yang dimanfaatkan petani dengan menyediakan rumah bagi burung hantu sehingga bisa menetap di areal persawahan mereka. Setidaknya separuh dari rumah burung hantu yang dipasang petani sudah didiami burung hantu.

Untuk mengetahui Rubuha buatan sudah didiami burung hantu lebih lanjut dikatakan kadisperta , hal itu dapat dilihat dari ciri-cirinya seperti banyak kotoran burung di sekitar sarang, sering terdengar suara burung di malam hari dan lainnya. 

“Untuk menjaga agar burung betah di rumah mereka, petani membuat peraturan agar tiang penyangga kandang dilarang diganggu terutama pada siang hari. Warga juga dilarang menembak burung hantu sehingga populasi burung hantu terjaga,”pungkasnya.

Sementara dari keterangan sejumlah petani di Desa Kedungglugu Kecamatan Gondang mengaku terbantu dengan sudah dibuatkannya rumah burung hantu. 

“Serangan hama tikus berkurang drastis. Hasil produksi petani meningkat,”aku para petani. (adi)

Berita Terkait

bannera
iklan-besar-fix

Berita Terpopuler

Berita Teknologi

Berita Politik

bannera

Berita Ekonomi