Berkunjung ke Megawati, Pengamat: Pasti Berkaitan Duet Prabowo-Puan

Sabtu, 7 Mei 2022 06:14 WIB
Reporter : Redaksi

 

 

JAKARTA, Abdirakyat.com – DIREKTUR Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno memandang, bila tatap muka Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, terima kunjungan silahturahmi Ketua umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto, rekat dengan penyiapan menjelang Pemilihan Presiden 2024.

“Ya pasti dikaitkan dengan Pilpres, kalau cuma silaturahmi biasa kan bisa lewat telepon, video call, beres kan? Dan pasti ada kaitannya dengan 2024,” ujar Adi saat dihubungi, kemarin.

Menurut dia, walau tatap muka itu tidak dianggap sebagai penyiapan Pemilihan Presiden 2024, tetapi hal tersebut tidak menolak ada faktor hubungan di antara Megawati dan Prabowo.

“Memang tidak ada (percakapan) pilres, tetapi bersilahturahmi ini kan makin memperjelas jika Prabowo cukup lekat dengan Megawati,”sambungnya.

Adi menambahkan, bersilahturahmi politik itu bisa juga dipandang sebagai penetapan duet Prabowo-Puan, yang beberapa waktu lalu merasakan hasil yang positif berdasarkan survey Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

“Maknanya duet Prabowo-Puan itu relatif leading, minimal 2 orang ini sama-sama sudah mulai dikenali oleh khalayak berkaitan 2024. Jadi bersilahturahmi politik itu tempo hari seolah-olah menambahkan amunisi agar khalayak itu terus berbicara mengenai peluang Prabowo-Puan dapat duet bersama,”tegasnya.

Survey SMRC memperlihatkan jika yang bertarung cuma dua pasangan, Prabowo Subianto-Puan Maharani melawan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono, hasilnya Prabowo-Puan memperoleh 41%, Anies-AHY 37,9% dan 21% yang belum tentukan opsi.

Sedangkan dalam simulasi, Prabowo-Puan melawan Ganjar-Airlangga, Prabowo-Puan disokong 39,3%, Ganjar-Airlangga 40,3%, dan 20,5% yang belum tentukan opsi.

Sulit tetapkan Capres.

Sementara itu, Pengamat Politik, Yunarto Widjaja menyatakan, bahwa ialah hal yang susah dilaksanakan, walau peluang itu bisa saja terjadi.

Menurutnya,‘perkawinan’ dua partai juara pemilu dan‘runner up’ akan susah tentukan siapa Calon presiden dan Cawapresnya.

“PDIP surveynya jauh diatas Gerindra dan sulit buat saya membayangkan partai pemenang pertama itu mau hanya menjadi Cawapres.

“Saya juga tidak bisa membayangkan, jika Pak Prabowo menyadari partainya hanya peringkat ke-2, mau mengalah sebagai cawapres, karena Prabowo kapasitasnya sebagai capres,”ujar Yunarto Wijaya, Kamis, (05/05/2022).

Pria yang akrab disapa Totok ini menambahkan,“Kita menggunakan pendekatan kepentingan politik, kedua partai ini untuk bergabung dikarenakan positioning PDIP diatas Gerindra, disisi lain elektabilitas Mbak Puan dibawah Prabowo,”sebut pria yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia ini.

Duet PDIP dan Gerindra sempat terjadi di tahun 2009, memasang Megawati Soekarno Putri dan Prabowo.

Bahkan, diseremonikan dengan Perjanjian Batu Tulis. Namun pada pemilu 2014, PDIP malah mengusung Jokowi dan Jusuf Kalla. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

banner samping abdi

Berita Terpopuler

Berita Teknologi

Berita Politik

Berita Ekonomi