Nganjuk, Abdirakyat.com – Pelaksanaan ujian Perangkat Desa ( pamong,red) sudah final. Tinggal menunggu pelantikan sekaligus penyerahan SK kepala desa kepada semua peserta yang dinyatakan lolos ujian tulis pada Kamis, (6/5/2021) silam.
Namun demikian, usai gawe besar pengisian aparatur desa ini ternyata masih menyisakan beragam masalah hingga berbuntut gejolak yang muncul disejumlah desa.
Dari kabar yang berkembang, sumber permasalahan didominasi karena adanya indikasi tindak kecurangan yang dilakukan panitia diantaranya menjalankan praktek jual beli jabatan. Akibatnya nilai hasil ujian terkesan tidak murni. “Asal berani bayar urusan nilai bisa diatur,”ujar nara sumber yang enggan namanya ditulis.
Akibat kecurangan tersebut membawa dampak kekecewaan besar para peserta ujian yang gagal masuk seleksi. Untuk melampiaskan kekecewaan itu beragam aksi protes dilakukan para peserta yang merasa dibodohi panitia.
Dari data yang berhasil dihimpun, panitia di dua desa di kecamatan Ngronggot yaitu Desa Trayang dan dan Desa Ngronggot mendapat kado istimewa berupa karangan bunga yang bertuliskan kalimat sindiran yang ditujukan kepada panitia.
Kalimat sindiran itu diantaranya berbunyi ” turut berduka cita atas meninggalnya hati nurani dan kejujuran dalam pengisian aparatur desa. Juga berbunyi selamat atas terpilihnya pejabat desa baru dengan hasil nilai sangat sakti.
“Karangan bunga itu kita pasang usai pengumuman hasil seleksi. Tapi oleh orang suruhan panitia, karangan bunga tersebut langsung diamankan ke tempat diluar area balai desa,”ujar salah satu peserta ujian asal Ngronggot berinisial MWP.
Sementara sejumlah peserta ujian seleksi pamong yang gagal asal desa trayang selain mengirim karangan bunga juga menuntut untuk dilakukan ujian ulang.
“Permintaan teman teman peserta sangat mendasar. Karena yang lolos seleksi sekdes adalah anaknya kepala desa sendiri dengan nilai sempurna. Ini jelas ada unsur permainan,”terang nara sumber yang wanti-wanti namanya disembunyikan. (adi/yt)