Internasional (Abdirakyat.com)-Kelaparan di Gaza bukan sekadar bencana kemanusiaan—ini adalah hasil dari pengepungan sistematis dan kebijakan kolektif yang kejam.
Fakta-fakta di lapangan menunjukkan bahwa
- Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan bahwa lebih dari 66.000 anak di Jalur Gaza saat ini mengalami kelaparan massal dan gizi buruk akut akibat blokade berkepanjangan yang diberlakukan oleh Israel. UNRWA menyebut kondisi Gaza semakin mencekam dengan ratusan ribu warga hanya bisa makan satu kali dalam dua hingga tiga hari. Juru bicara UNRWA, Adnan Abu Hasna pada awal bulan Mei 2025 kepada Al-Jazeera.
- Israel sendiri telah melakukan blokade terhadap seluruh jalur bantuan kemanusiaan yang akan masuk ke wilayah Gaza, sejak 2 Maret 2025. Bantuan meliputi makanan, obat-obatan dan sebagainya yang dibawa dalam sejumlah besar truk menumpuk di perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza. Segudang imbas dirasakan oleh 2,4 juta warga sipil. Salah satunya berdampak pada 177 dapur hangat yang dilaporkan telah kehabisan stok makanan.
- Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Palestina Francesca Albanese mempertanyakan bagaimana dunia bisa tetap diam atau acuh tak acuh terhadap situasi dan kelaparan di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 38.000 warga Palestina
- Menurut laporan terbaru IPC yang bermitra dengan PBB mengenai tingkat kelaparan, sebanyak 96 persen populasi atau sekitar 2,15 juta orang menghadapi kerawanan pangan akut pada tingkat “krisis” atau lebih tinggi.
- Pernyataan Albanese Menurutnya, setiap warga Palestina di Gaza kini menghadapi kelaparan karena kampanye kelaparan yang disengaja dan ditargetkan oleh Israel. Hal itu tercermin dari kematian lebih banyak anak-anak Palestina baru-baru ini.
- Integrated Food Security Phase Classification atau IPC–sebuah sistem klasifikasi ketidakamanan pangan dan malnutrisi, mengeluarkan status “Darurat” untuk menggambarkan situasi kelaparan di Gaza. Status tersebut menduduki skala nomor dua paling parah, dari lima fase. Tiga perempat warga Palestina mengalami kelaparan. IPC merangkum beberapa provinsi yang mengalami tingkat kelaparan sangat parah di beberapa provinsi. Dari lima fase yakni, (1) Tidak ada, (2) Stres, (3) Krisis, (4) Darurat, dan (5) Bencana atau; antara lain:
- Sebanyak 30% wilayah Gaza Utara menghadapi tingkat kerawanan pangan sangat parah atau bencana, 60% menghadapi tingkat darurat, sementara 10% menghadapi tingkat krisis.
- Sebanyak 25% wilayah Rafah menghadapi tingkat kerawanan pangan yang sangat parah, 60% menghadapi tingkat darurat, dan 15% menghadapi tingkat krisis.
- Dalam laporan IPC, angka ini empat kali lebih banyak dari wilayah manapun yang mengalami kelaparan di dunia.
Ini bukan krisis biasa. Ini adalah pembantaian diam-diam melalui kelaparan, yang dibiarkan terjadi di hadapan dunia. Ketika makanan menjadi senjata dan anak-anak dijadikan korban politik, maka ini bukan hanya soal Gaza ini soal kemanusiaan yang telah diinjak-injak.
“Seluruh dunia seharusnya menghentikan kampanye genosida kelaparan yang dilakukan Israel untuk mencegah kematian ini,”
Israel memang biadab
Bawa Netanyahu ke pengadilan penjahat perang
Israel laknatullah
Doa kami untuk Rakyat Palestina
Smogga Allah menolong dan memenangkan perang dan penjajahan atas lanatullah israel
Smogga saudara kami di palestina slalu mendapatkan kesabaran dan kemenangan yg dijanjikan oleh Allah Swt